DAMPAK BURUK JIKA KITA SERING MEMBENTAK ANAK
“Tahukan bunda di dalam setiap kepala seorang anak terdapat lebih dari
10 trilyun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian mampu
membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau
pukulan mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga.
Sebaliknya 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10
trilyun sel otak saat itu juga.”
Membentak bisa berpengaruh buruk pada anak-anak, karena bisa membuat
renggang ikatan batin dengan anak, selain itu bentakan tidak mengajarkan
apa-apa untuk perkembangan si kecil. Saat usia anak masih di bawah 10
tahun, mereka tidak akan melawan atau balas membentak. Tetapi karena
sikap pasif mereka itu, Anda jadi tidak bisa mengukur seberapa besar
dampak psikologis yang ditimbulkan karena membentak. Anak cenderung
untuk meniru perilaku orangtuanya. Seorang anak yang selalu dibentak,
diomeli, atau dimarahi, akan tumbuh dengan keyakinan bahwa dia sah-sah
saja berkomunikasi dengan menggunakan bentakan, omelan, atau kemarahan.
Beberapa dampak negatif membentak anak adalah:
1. Anak saat dewasa menjadi minder & takut mencoba hal baru. Jiwanya
selalu merasa bersalah sehingga hidupnya penuh keraguan dan tidak
percaya diri.
2. Anak akan memiliki sifat pemarah, egois, judes karena dia dibentuk
dengan kemarahan oleh orang tuanya. Jika ada hal yang tidak berkenan
dihatinya karena sikap kawannya, dia cenderung agresif dan memarahi
rekannya. Padahal masalahnya hanya sepele.
3. Anak akan memilki sifat menantang, keras kepala dan suka membantah nasehat atau perintah orang tuanya.
4. Anak akan memiliki pribadi yang tertutup dan suka menyimpan unek-unek nya, takut mengutarakan, karena takut dipersalahkan.
5. Anak menjadi apatis, sering tidak peduli pada suatu hal.
Dari beberapa artikel dan penelitian disebutkan bahwa, satu bentakan
merusak jutaan sel-sel otak anak kita. Hasil penelitian Lise Gliot,
berkesimpulan pada anak yang masih dalam pertumbuhan otaknya yakni pada
masa golden age (2-3 tahun pertama kehidupan, red), suara keras dan
membentak yang keluar dari orang tua dapat menggugurkan sel otak yang
sedang tumbuh. Sedangkan pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut
sambil menyusui, rangkaian otak terbentuk indah.
Penelitian Lise Gliot ini sendiri dilakukan sendiri pada anaknya dengan
memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monitor
komputer sehingga bisa melihat setiap perubahan yang terjadi dalam
perkembangan otak anaknya. “Hasilnya luar biasa, saat menyusui terbentuk
rangkaian indah, namun saat ia terkejut dan sedikit bersuara keras pada
anaknya, rangkaian indah menggelembung seperti balon, lalu pecah
berantakan dan terjadi perubahan warna. Ini baru teriakan,” ujarnya.
Dari hasil penelitian ini, jelas pengaruh marah terhadap anak sangat
mempengaruhi perkembangan otaknya. Jika ini dilakukan secara tak
terkendali, bukan tidak mungkin akan mengganggu struktur otak anak itu
sendiri. “Makanya, kita harus berhati-hati dalam memarahi anaknya,”
Tidak hanya itu, marah juga mengganggu fungsi organ penting dalam tubuh.
Tak hanya otak, tapi juga hati, jantung dan lainnya.
Kelekatan hubungan anak dan orang tua sangat berpengaruh bagi
perkembangan otak dan psycologisnya, tdk usah khawatir anak jadi cengeng
dan manja. So.. Semoga saya tidak membentak lagi terutama pada umur 1-6
tahun si anak karena ini adalah "the golden age" yang dapat merusak
kecerdasan emosionalnya.
Mari yuk selalu memberi pujian tulus dan pelukan kasih sayang kepada
anak-anak kita agar kelak menjadi anak yang cerdas berjiwa penuh kasih
sayang.
(sumber: ecahyono, forum.detik.com , life viva )

